·
Novel :
Momo
·
Pencipta :Michael Ende
·
Penerbit :PT
Gramedia Pustaka Utama
·
Tanggal tempat terbit :Juli 2004,Jakarta
·
Alih Bahasa :Hendarto Setiadi
·
Banyak Halaman :320 halaman
Semakin
Kau Simpan, Semakin Kau Tidak Punya
Novel
ini menceritakan tentang anak kecil yang hidup di bangunan amphiteater yang
bernama Momo. Dia bersahabat dengan Beppo dan Gigi. Momo merupakan anak kecil
yang sering diajak cerita dengan orang-orang disekitarnya karena dia seorang
anak yang perhatian dan selalu ingin mendengarkan cerita orang tersebut dengan
senang hati. Sikap perhatian Momo yang dimilikinya mebuat dia diperhatikan oleh
orang-orang yang ada di sekitar amphitheater itu dan membutuhkan Momo.Hampir
setiap hari orang selalu menemui Momo. Sampai pada suatu hari tidak ada orang
yang menemui Momo dan
Tuan Kelabu ini selalu mengajak
orang untuk fokus ke kegiatan masing masing. Yang membuat orang untuk
mengurangi kegiatannya untuk bersosialisasi.Sehingga membuat keadaan Kota di selatan
Eropa ini menjadi sepi. Lalu pelanggan Momo yang biasa datang untuk didengarkan
pun juga menghilang. Keadaan ini membuat Momo bingung.
Akhirnya Momo pun mengerti kenapa banyak orang yang
sering menemui Momo menghilang, itu disebabkan karena adanya Tuan Kelabu. Tuan
Kelabu ini mengaku sebagai agen dari Bank Penyimpanan Waktu. Di novel ini Tuan
Kelabu digambarkan sebagai pencuri waktu karena mengunjungi setiap orang yang
ada di kota tersebut dan selalu mengajak warga untuk mengurangi kegiatan yang dilakukannya
dan membuat warga menjadi cuek bahkan mencuekan anak sendiri karena di beri
tahu oleh Tuan Kelabu ini karena itu menjaga anak tidaklah penting lebih baik
digunakan untuk diri sendiri. Tuan Kelabu ini selalu mencoba menghitung waktu
yang dihabiskan orang-rang adalah sia sia. Sia-sia yang dimaksud di sini adalah
jika kita bersosialisasi, bekerja dengan maksimal, peduli adalah sia-sia.
Tuan
Kelabu ini membuat setiap orang yang ada di kota tersebut menjadi pendiam dan
egois akan diri sendiri. Karena di novel ini dituliskan jika “Waktu adalah
uang, simpanlah!” dan kejadian ini memang terjadi. Sering kita menemukan orang
yang bekerja mati-matian untuk menafkahi keluarganya dan melupakan anak dan
orang di sekitarnya.
Di
novel ini kita diajak untuk mengerti tentang kepedulian kita terhadap sesama
karena dengan kepedulian tersebut hidup kita lebih berwarna. Bersosialisasi,
bermain juga penting dalam kehidupan kita waktu yang kita miliki tidak dapat
kita ulang lagi. Semakin banyak orang menyimpan maka semakin sedikit yang kau
punya yang tertulis di novel ini juga bermakna sekali karena jika kita
menghemat waktu dengan bekerja maka kita akan lebih sedikit waktu kita untuk
bermain, mempedulikan sesama. Novel ini sangat cocok dengan keadaan kita saat
kita, saat kita masuk De Britto kita juga diberitahu jika kita harus belajar
mengatur waktu yang dimiliki karena itu penting jika kita tidak bisa mengatur
waktu bekerja dan bermain dengan seimbang kita tidak akan bisa bertahan di
kehidupan masyarakat. Novel ini memiliki makna yang sangat dalam bagi saya dari
cara penulis menyampaikan pesan, menggambarkan setiap tokoh yang ada sangat
baik kita bisa menggambarkan bagaimana keadaan kota yang terjadi saat Tuan
kelabu datang dan sebelum datang, kejadian Momo yang hidup di sebuah
Amphitheatre yang sudah tidak terpakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar