Sabtu, 28 Mei 2016

Review Novel Momo

Identitas Buku:
·         Novel                          : Momo
·         Pencipta                      :Michael Ende
·         Penerbit                       :PT Gramedia Pustaka Utama
·         Tanggal tempat terbit  :Juli 2004,Jakarta
·         Alih Bahasa                 :Hendarto Setiadi
·         Banyak Halaman         :320 halaman






Semakin Kau Simpan, Semakin Kau Tidak Punya
Novel ini menceritakan tentang anak kecil yang hidup di bangunan amphiteater yang bernama Momo. Dia bersahabat dengan Beppo dan Gigi. Momo merupakan anak kecil yang sering diajak cerita dengan orang-orang disekitarnya karena dia seorang anak yang perhatian dan selalu ingin mendengarkan cerita orang tersebut dengan senang hati. Sikap perhatian Momo yang dimilikinya mebuat dia diperhatikan oleh orang-orang yang ada di sekitar amphitheater itu dan membutuhkan Momo.Hampir setiap hari orang selalu menemui Momo. Sampai pada suatu hari tidak ada orang yang menemui Momo dan  
              Tuan Kelabu ini selalu mengajak orang untuk fokus ke kegiatan masing masing. Yang membuat orang untuk mengurangi kegiatannya untuk bersosialisasi.Sehingga membuat keadaan Kota di selatan Eropa ini menjadi sepi. Lalu pelanggan Momo yang biasa datang untuk didengarkan pun juga menghilang. Keadaan ini membuat Momo bingung.
            Akhirnya Momo pun mengerti kenapa banyak orang yang sering menemui Momo menghilang, itu disebabkan karena adanya Tuan Kelabu. Tuan Kelabu ini mengaku sebagai agen dari Bank Penyimpanan Waktu. Di novel ini Tuan Kelabu digambarkan sebagai pencuri waktu karena mengunjungi setiap orang yang ada di kota tersebut dan selalu mengajak warga untuk mengurangi kegiatan yang dilakukannya dan membuat warga menjadi cuek bahkan mencuekan anak sendiri karena di beri tahu oleh Tuan Kelabu ini karena itu menjaga anak tidaklah penting lebih baik digunakan untuk diri sendiri. Tuan Kelabu ini selalu mencoba menghitung waktu yang dihabiskan orang-rang adalah sia sia. Sia-sia yang dimaksud di sini adalah jika kita bersosialisasi, bekerja dengan maksimal, peduli adalah sia-sia.
Tuan Kelabu ini membuat setiap orang yang ada di kota tersebut menjadi pendiam dan egois akan diri sendiri. Karena di novel ini dituliskan jika “Waktu adalah uang, simpanlah!” dan kejadian ini memang terjadi. Sering kita menemukan orang yang bekerja mati-matian untuk menafkahi keluarganya dan melupakan anak dan orang di sekitarnya.
Di novel ini kita diajak untuk mengerti tentang kepedulian kita terhadap sesama karena dengan kepedulian tersebut hidup kita lebih berwarna. Bersosialisasi, bermain juga penting dalam kehidupan kita waktu yang kita miliki tidak dapat kita ulang lagi. Semakin banyak orang menyimpan maka semakin sedikit yang kau punya yang tertulis di novel ini juga bermakna sekali karena jika kita menghemat waktu dengan bekerja maka kita akan lebih sedikit waktu kita untuk bermain, mempedulikan sesama. Novel ini sangat cocok dengan keadaan kita saat kita, saat kita masuk De Britto kita juga diberitahu jika kita harus belajar mengatur waktu yang dimiliki karena itu penting jika kita tidak bisa mengatur waktu bekerja dan bermain dengan seimbang kita tidak akan bisa bertahan di kehidupan masyarakat. Novel ini memiliki makna yang sangat dalam bagi saya dari cara penulis menyampaikan pesan, menggambarkan setiap tokoh yang ada sangat baik kita bisa menggambarkan bagaimana keadaan kota yang terjadi saat Tuan kelabu datang dan sebelum datang, kejadian Momo yang hidup di sebuah Amphitheatre yang sudah tidak terpakai.
     





Tidak ada komentar:

Posting Komentar